Sabtu, 22 Februari 2020

Kopi Dampit


EKSOTISME
Beberapa hari ini saya terlalu bersemangat untuk melakukan apapun tentang kopi. Sampai tertulisnya tulisan ini pun saya masih semangat.

Beberapa hari berpetualang kasana-kamari mencari kopi-kopi unggulan yang berada di kabupaten malang selatan di temani teriknya matahari yanag membakar menjadikan saya nampak kehitaman seperti biji kopi yang habis di sangrai medium to dark. Hehehe.

Ok. Akan saya ceritakan, saya di dampit bertemu dengan salah seorang petani kopi yang berada di desa Srimulyo. Namanya pak Sutikno dari asosiasi kelompok tani maju Sridonoretno.

Tapi sebelumnya apakah kalian tahu bahwa ada wilayah yang di sebut AMTERDAM di wilayah Malang? Sayangnya bukan daerah belanda atau nama tempat di belanda dan bukan orang belanda pula yang memberi nama. AMTERDAM adalah gabungan kata dari beberapa wilayah, yakni ampelgading, tertoyudo dan Dampit.
Kembali lagi ke petani kopi. Di rumah pak Sutikno saya menginap, di sana saya belajar tentang proses pasca panen kopi. Mulai dari sortasi kopi, fermentasi, penjemuran hingga pemilihan biji yang baik untuk di jadikan produk premium kopi.
Pak sutikno memiliki beberapa produk olahan green bean unggulan yang antara lain adalah dari proses honey, full wash, natural, wine. Dalam setahun hasil green bean di kelompok tani maju ini mampu menghasilkan 25 ton biji kopi siap sangrai. Untuk target pemasarannya sendiri pun sebagian besar ada di kota Malang. Produknya sendiri pun juga sudah masuk dalam kategori kopi Single Origin dan  memperoleh cupping skor dengan nilai 81,42 !
Selepasnya dari rumah pak Sutikno saya lanjutkan perjalanan kebeberapa tempat di Malang hingga sampai ke Lumajang.
Smangat!

“Ada do’a dari petani kopi di setiap seduhan kopimu”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar